Seberat apapun ujian yang telah kita hadapi. Sebesar apapun usaha yang
telah kita lalui. Separah apapun pengorbanan yang telah kita jalani,
jika memang jodoh, jika memang sudah ditakdirkan, pasti akan bertemu.
Bagaimanapun dan apapun caranya itu.
Terbukti. Sekarang ini seorang gadis bernama viona tengah menangis
sendu ditengah meriahnya acara pernikahan. Mata bulatnya terus saja
memproduksi sebuah cairan. Entah kenapa tapi ini diluar kendali viona.
Bahkan viona tidak dapat menyampaikan perintah otaknya pada efektor.
"Hey.. kenapa?". Sebuah tangan meyentuh bahu viona. Rasanya benar benar damai. Masih sama seperti dulu.
"Nggak apa apa kok". Viona sesenggukan.
"Lalu kenapa ada hujan di wajahmu?". Orang itu bertanya lagi. Dia
memang tidak pernah barang sekalipun untuk berubah. Bahkan sampai detik
inipun dia masih sering menggunakan bahasa kiasan. Laki laki ini memang
istimewa.
"Harus ada hujan kalau aku ingin melihat pelangi. kan?". Kata viona kikuk.
"Ya, itu benar. Mau tisu?". Seorang wanita menyahut. Dia Eno. Yang
menjadi sorotan hari ini. Dengan gaun pengntin yang membalut tubuhnya,
dia tampak semakin cantik.Dia juga terlihat sangat anggun.
"Terimakasih. Tapi tidakkah sebaiknya untuk kalian bersiap siap?.
Acara pernikahan akan segera dimulai". Ucap viona datar. Bahkan viona
membuang muka kala itu.
"Viona benar kak. Kakak pergilah dulu. Pasti calon suami kakak sudah
menunggu". Alex tersenyum renyah. Sementara viona terdiam untuk
beberapa saat. Laki laki ini hampir saja membuat viona mati berdiri. Dia
memang tidak pernah berubah.
"Kakak?. Calon suami?. Apa maksudmu?. Bukankah kau yang akan
menikah?". Suara viona melengking di saluran pendengaran alex. Begitu
nyaring.
"Aku? hahaaha. kau ini bisa saja". Tawa alex terpecah. "Mana mungkin
viona. Hati aku masih ketinggalan di kamu. Lagian kamu kan yang minta
aku buat nunggu kuliah kamu sampai selesai?. Itu alasan kita putus".
"Tapi...tapi di undangan ada nama kamu. Dan..bukannya kakak kamu
udah punya suami? Makanya dia tinggal di Bali dan ngebiarin kamu
sendirian di Jakarta. Kan?".
"Jadi itu alasan kamu bikin hujan di wajah kamu yang cantik ini?".
Alex menaikkan dagu viona. Kemudian membelainya untuk beberapa saat.
"Kakak aku memang udah menikah. Tapi gagal di tahun ketiga. Dan ini
pernikahannya yang kedua. Lagi pula kamu udah baca undangan yang aku
kasih ke kamu kan?". Suara alex mengendur. sementara viona hanya
mengangguk pelan.
"Udah baca sungguh sungguh?". Tanya alex lagi. Viona mengangguk untuk kedua kalinya.
"Bohong. Kalau kamu baca sungguh sungguh harusnya kamu tau. Coba jawab siapa nama aku?".
"Alex Santana". Jawab viona lirih.
"Dan yang ada di undangan itu. Alex Santhana. Kami orang yang berbeda".
"Jahat. Mulai sekarang kamu gausah nungguin aku lagi. Gausah repot
repot pingin balikan sama aku lagi". Viona mendengus. Memasang wajah
sejutek mungkin.
"Tapi vio..". Kalimat alex terhenti ketika jari telunjuk viona mendarat di bibirnya.
"Stop it. Aku nggak mau lagi pacaran sama kamu. Aku maunya langsung dinikahin sama kamu. Titik!".
"Kamu ngancem aku?".
"enggak. Aku nglamar kamu alex. Dasar gapeka!".
See, Jodoh itu udah ada yang ngatur. Udah ada jalannya sendiri
sendiri. Gausah deh repot repot dikejar. Kalau jodoh pasti bertemu kok.
end
sepertinya ,,, itu sulit diterima didunia nyata ,,, :D
BalasHapus#Justkid :p
just a story.. so, you know what i mean lah..
BalasHapus