Minggu, 01 Desember 2013

Big (crazy)

Sebenarnya seberapa parah guminho menangis? Kenapa sore ini begitu kacau sekali?. Langit memuntahkan isinya tanpa henti. Suara petir bergemuruh menggoncang batin para pendengarnya. Sungguh, ini adalah hujan paling parah yang pernah ku lalui.
Apa yang membuat guminho menangis separah ini?. Apa dia sedang dalam kondisi tidak baik sekarang?. Atau dia tengah berpartisipasi dengan keadaanku?. Semoga saja iya.
Aku lelah sejak tadi hanya duduk di depan kaca. Melihat seorang gadis yang sangat kacau penampilannya di pantulan kaca. Aku lupa. Aku tengah melihat diriku sendiri saat itu. Begitu buruk sampai aku tidak bisa mengenali diriku sendiri.
"Apa kau tidak bosan? seharian hanya dyduk disana dan tidak melakukan apapun". Kak nay tiba tiba saja duduk di tepi tempat tidurku. Entah kapan dia masuk ke dalam kamarku.
"Apa kakak tidak merasa bersalah?. Aku menoleh. Membuat ekspresi marah dalam kesedihanku.
"Untuk? Oh. Aku memang tidak bersalah. Untuk apa merasa bersalah?". Kak nay menyilangkan kakinya. Dia terlihat begitu tenang.
"setelah apa yang terjadi pada kak Rain?".
"Dia begitu karena kesalahannya sendiri kan? Sebelumnya aku tidak pernah memberinya peluang untuk berada di hatiku. Aku hanya menganggapnya sebagai sahabatku. Tidak lebih. Tapi dia malah menganggapku sebagai milikya. Dimana letak kesalahanku?".
"Bagiku kau yang bersalah. Karena kakak tau? dengan datangnya kakak ke dalam kehidupannya membuat dia tidak pernah memandangku. Bahkan untuk sekali saja dia tidak pernah melakukannya.Bukankah kita berteman sejak kecil dengannya? Aku tau kakak lebih dahulu berteman dengannya. Mengenal dirinya dan akhirnya kakak membawaku ke dalam persahabatan kalian. Tapi kakak tau kan jika aku menyukai kak Rain? Jadi kenapa kakak tetap masuk lebih dalam hidupnya? Dan setelah itu, kenapa kakak malah dengan santainya mengenalkan kak Alex sebagai pacar kakak. Padahal kakak tau kak Rain menyimpan rasa untuk kakak. Disini aku yang berumur 1 tahun lebih muda dari pada kalian. Tapi kenapa aku malah bersikap paling dewasa diantara kalian?. Kakak tau ? selama ini aku diam karena aku tidak ingin mementingkan egoku. Aku memilih diam dan menyimpan semua perasaanku sendirian. Kakak tau bagaimana rasanya? Itu sakit kak. sakit". aku menepuk dadaku. Air mataku merembes kembali. Aku menangis.
"Maaf". Kak nay tertunduk.
"Setelah kak Rain pergi untuk ikut orang tuanya di Jepang? Kakak hanya bilang maaf. Dimana perasaan kakak? Bahkan aku belum sempat mengatakan apapun padanya".Aku terisak. Tubuhku bergetar hebat hilang kendali.
"Maafkan aku. Sungguh. Aku minta maaf". Kak nay mendekat ke arahku. Air matanya mengalir begitu deras. Dan dia memelukku.
Aku membisu. Emosiku sedang labil sekarang. Entah marah entah sedih aku tidak bisa merasakannya.
Tanganku meraih ke arah laci meja belajarku. Membukanya secara perlahan dan mengambil sebuah benda mengkilap yang disebut sebut sebagai benda tajam.
"kak". Panggilku.
"ya". Balasnya sendu.
"Maafkan aku. Jika aku tidak bisa memiliki kak Rain, harusnya kau juga tidak bisa memiliki kak Alex kan?". Ucapku lirih. Tanganku bergerak ke arah perut kak nay. Menghujamkan benda mengkilap itu di sana, dan sukses besar membuat kak nay berlumuran darah. Tubuhnya melemas. Nafasnya tersengal. Dan dengan perlahan dia tumbang. Matanya tertutup dengan perlahan. Benda mengkilap itu sangat dahsyat kan? Itu yang sering di sebut gunting oleh para manusia.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar