Sebenarnya seberapa parah guminho menangis? Kenapa sore ini begitu kacau
sekali?. Langit memuntahkan isinya tanpa henti. Suara petir bergemuruh
menggoncang batin para pendengarnya. Sungguh, ini adalah hujan paling
parah yang pernah ku lalui.
Apa yang membuat guminho menangis separah ini?. Apa dia sedang dalam
kondisi tidak baik sekarang?. Atau dia tengah berpartisipasi dengan
keadaanku?. Semoga saja iya.
Aku lelah sejak tadi hanya duduk di depan kaca. Melihat seorang
gadis yang sangat kacau penampilannya di pantulan kaca. Aku lupa. Aku
tengah melihat diriku sendiri saat itu. Begitu buruk sampai aku tidak
bisa mengenali diriku sendiri.
"Apa kau tidak bosan? seharian hanya dyduk disana dan tidak
melakukan apapun". Kak nay tiba tiba saja duduk di tepi tempat tidurku.
Entah kapan dia masuk ke dalam kamarku.
"Apa kakak tidak merasa bersalah?. Aku menoleh. Membuat ekspresi marah dalam kesedihanku.
"Untuk? Oh. Aku memang tidak bersalah. Untuk apa merasa bersalah?". Kak nay menyilangkan kakinya. Dia terlihat begitu tenang.
"setelah apa yang terjadi pada kak Rain?".
"Dia begitu karena kesalahannya sendiri kan? Sebelumnya aku tidak
pernah memberinya peluang untuk berada di hatiku. Aku hanya
menganggapnya sebagai sahabatku. Tidak lebih. Tapi dia malah
menganggapku sebagai milikya. Dimana letak kesalahanku?".
"Bagiku kau yang bersalah. Karena kakak tau? dengan datangnya kakak
ke dalam kehidupannya membuat dia tidak pernah memandangku. Bahkan untuk
sekali saja dia tidak pernah melakukannya.Bukankah kita berteman sejak
kecil dengannya? Aku tau kakak lebih dahulu berteman dengannya. Mengenal
dirinya dan akhirnya kakak membawaku ke dalam persahabatan kalian. Tapi
kakak tau kan jika aku menyukai kak Rain? Jadi kenapa kakak tetap masuk
lebih dalam hidupnya? Dan setelah itu, kenapa kakak malah dengan
santainya mengenalkan kak Alex sebagai pacar kakak. Padahal kakak tau
kak Rain menyimpan rasa untuk kakak. Disini aku yang berumur 1 tahun
lebih muda dari pada kalian. Tapi kenapa aku malah bersikap paling
dewasa diantara kalian?. Kakak tau ? selama ini aku diam karena aku
tidak ingin mementingkan egoku. Aku memilih diam dan menyimpan semua
perasaanku sendirian. Kakak tau bagaimana rasanya? Itu sakit kak.
sakit". aku menepuk dadaku. Air mataku merembes kembali. Aku menangis.
"Maaf". Kak nay tertunduk.
"Setelah kak Rain pergi untuk ikut orang tuanya di Jepang? Kakak
hanya bilang maaf. Dimana perasaan kakak? Bahkan aku belum sempat
mengatakan apapun padanya".Aku terisak. Tubuhku bergetar hebat hilang
kendali.
"Maafkan aku. Sungguh. Aku minta maaf". Kak nay mendekat ke arahku. Air matanya mengalir begitu deras. Dan dia memelukku.
Aku membisu. Emosiku sedang labil sekarang. Entah marah entah sedih aku tidak bisa merasakannya.
Tanganku meraih ke arah laci meja belajarku. Membukanya secara
perlahan dan mengambil sebuah benda mengkilap yang disebut sebut sebagai
benda tajam.
"kak". Panggilku.
"ya". Balasnya sendu.
"Maafkan aku. Jika aku tidak bisa memiliki kak Rain, harusnya kau
juga tidak bisa memiliki kak Alex kan?". Ucapku lirih. Tanganku bergerak
ke arah perut kak nay. Menghujamkan benda mengkilap itu di sana, dan
sukses besar membuat kak nay berlumuran darah. Tubuhnya melemas.
Nafasnya tersengal. Dan dengan perlahan dia tumbang. Matanya tertutup
dengan perlahan. Benda mengkilap itu sangat dahsyat kan? Itu yang sering
di sebut gunting oleh para manusia.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar