Langit mendung dengan jeritan petir akhirnya menyerah dengan
mengeluarkan semua isinya lewat titik titik air hujan yang kian deras.
Wanita itu duduk lemas di sudut ruangan dengan sebuah foto di
pangkuannya. Matanya berkaca kaca tapi dia masih mencoba untuk tetap
tegar. Dulu wanita itu sangat jarang terlihat sedih dan murung. Tapi
akhir akhir ini dia hanya mau mengurung dirinya dikamar. Bahkan dia
tidak mau lagi keluar dari kamar. Jika dia keluar dari kamarnya pun itu
hanya untuk mandi.
"aku masih ingat. kau menyuruhku menunggu di taman kan?". wanita
bernama viona itu mengusap foto dipangkuannya dengan lembut. "aku
menunggumu. Tapi kau tak pernah datang. bahkan sampai saat ini pun kau
tak pernah datang". kali ini viona menunjuk kasar laki laki di dalam
foto itu. "kau bohong padaku! kau tau? kau adalah laki laki brengsek!".
viona membanting foto itu dengan kasar. pecahan kaca tersebar di mana
mana dan salah satunya mengenai tangan viona.
"viona..". teriak alex. dia langsung menghambur ke arah viona dan
bermaksud mengobati tangan viona. Tapi viona malah menarik alex ke dalam
pelukannya. "kau tau? dia sangat jahat". viona terisak dalam pelukan
sahabatnya. "ya". alex langsung tanggap denga apa yang dimaksud viona
tentang 'dia'. "apa salahku? apa aku sangat berdosa? kenapa tuhan sangat
tega kapadaku? aku menunggunya. Bahkan sampai saat ini aku masih
menunggunya. Tapi kenapa? kenapa dia pergi? dia mencampakkanku!". viona
semakin terisak. bahkan untuk sesekali dia senpat terbatuk. Alex melepas
pelukan viona dan sekarang alex memegangi wajahnya. Di tatapnya dalam
dalam mata sayu viona. "sekarang ini, kau yang harus tegas membuat
sebuah pernyataan. apakah kau akan terpuruk seperti ini terus atau kau
akan bangkit. semuanya terserah padamu. kau tidak harus mengingat orang
yang tidak ada di dalam kehidupanmu. Atau kau akan terus hidup di atas
bayang bayangnya". alex menatap viona dengan kecewa. Dia mengobati
tangan viona dengan sabar. Membersihkan pecahan kaca yang tersebar di
kamar viona lalu dia pergi.
Viona masih ada di posisinya. Tapi sekarang dia sudah tidak
menangis. Dia hanya diam. Dan mulai memikirkan kata kata alex.
Sebenarnya ada benarnya kata alex. kenapa dia harus memikirkan bintang
yang sudah pergi meninggalkannya. Bahkan tanpa alasan apapun. Meskipun
viona sangat mencintai bintang, tapi dalam kenyataannya dia sudah pergi.
Sementara alex, dia selalu hadir untuk viona. Bahkan alex rela
menyisihkan waktunya setelah bekerja untuk mengunjungi dirinya. Alex itu
hanya sahabat bagi viona tapi alex bisa menjaga viona bahkan lebih baik
dari viona menjaga dirinya sendiri.
Viona berjalan mendekat ke meja rias. Viona melihat ke kaca. Disana
ada seseorang yang terlihat sangat menyedihkan. Rambut yang kusut, mata
sayu, dan badannya terlihat sangat kurus. "orang yang ada di kaca itu
aku? menyedihkan sekali. bukankah ini karena kau bintang?". viona merasa
sesak kembali setelah menyebut nama bintang. "mungkin aku akan selalu
mengingatmu. Tapi kau hanya akan ada di dasar hatiku". viona menarik
nafas panjang kemudian menarik seulas senyum.
Alex tengah berkutat pada setumpuk proposal yang harus di tanda
tangani. Itu adalah pekerjaannya yang menumpuk karena akhir akhir ini
dia sering pulang cepat untuk menjenguk viona. Kantornya begitu kacau
karena sering di tinggal alex selaku direktur di kantor itu. Tapi hari
ini bisa sedikit terkendali. Walaupun semuanya harus lembur dan baru
boleh pulang jam 20.00 ini. Alex berjalan sambil mengacak rambutnya. Dia
terlihat begitu lelah. "viona". alex kaget mendapati viona yang duduk
kelelahan di depan kantornya. "kau baru pulang. apakah hari ini kau
lembur? aku menantimu sejak pagi". viona menguap. "apa kau sangat lelah?
kenapa kau tidak menelepon ku? tadi pekerjaanku banyak sekali jadi aku
harus lembur". alex duduk di samping viona. Melepas jaketnya kemudian
memakaikannya pada viona."disini sangat dingin. kita bicara di mobil
saja". lanjut alex. Viona hanya menurut dan masuk ke dalam mobil alex.
"lihat. aku membawakanmu sandwich. terlihat tidak segar". kata viona
dengan nada kecewa. "kelihatannya enak sekali". alex langsung mencomot
sandwich di tangan viona dan memakannya. "kenapa kau menungguku?"
sambung alex.
"siapa yang menunggu dirimu? aku menantimu!". bentak viona tiba tiba.
"maaf. aku hanya tidak suka kau menyebutnya dengan sebutan
menunggu". lanjut viona dengan intonasi yang melunak. "ya, aku tau.
kalau begitu untuk menebus hari ini bagaimana kalau besok kita jalan
jalan?". tawar alex dengan sisipan seulas senyum. Sementara viona hanya
mengangguk.
Alex mengantar viona pulang. Dan dengan senyum yang merekah viona
masuk kedalam kamarnya. Dia terus memikirkan alex. Entah mengapa tapi
hal itu terus terngiang di pikiran viona.
Keesokan harinya, seperti janji alex mereka pergi jalan jalan.
Sepertinya ada hal yang salah. Mereka bukan jalan jalan. Tapi, alex
malah membawa viona ke taman. Tempat yang sangat dibenci viona akhir
akhir ini. "kenapa? kenapa kau membawaku kesini? lupakan jalan jalan dan
antar aku pulang!". viona langsung mengerang kesal.
"tolong sebentar saja". alex menarik tangan viona dan membawanya ke
sebuah bangku panjang di bawah pohon besar. "ada yang salah tentang
pendapatmu. aku ingin meluruskannya". jelas alex. Viona masih terdiam
dengan muka berlipat. "lihatlah. Bintang sempat kemari. dia mengukir
nama kalian disini". alex menunjuk ke salah satu sisi pohon. Viina
melihatnya. Dadanya mulai sesak. Dan air matanya mengalir begitu saja.
Kakinya melemas dan seketika tubuhnya terhempas ke tanah. Rasanya sangat
perih.
"kak ini". tiba tiba seorang wanita yang jauh lebih muda 1 tahun
dari viona datang dan menyerahkan sebuah kotak pada alex. Alex
menerimanya. kemudian di berikan lagi pada viona. Viona menarik nafas
dalam dalam lalu membukanya. Didalamnya ada sebuah buku catatan. Bunga
mawar yang sudah kering, sebuah boneka beruang dan ada kotak kecil.
Viona membaca tulisan di catatan itu. Semuanya tentang perjalanan cinta
mereka. Semua ditulis bintang disitu. dan di lembar terakhir bintang
menulis kalau dia akan melamar viona. Rencananya bintang akan melamar
viona di taman. Bintang akan memberi viona sebatang mawar dan juga
cincin.
Rasanya pedih saat membacanya. Viona semakin terisak saat membuka
kotak kecil yang ternyata isinya adalah sebuah cincin. "kenapa? kenapa
jadi seperti ini? tuhan apa aku sangat berdosa? jadi kau menghukumku
seperti ini?". teriak viona parau. Matanya melihat ke atas langit.
"kenapa tuhan? saat itu aku menunggunya di sini. Dan aku dijemput alex.
aku diajak ke rumah bintang. Dan aku langsung dihadapkan pada jasadnya.
kenapa? kenapa dia pergi tanpa mengucapkan kata perpisahan untukku?
bahkan aku tak tau kenapa dia bisa meninggal. apa kelakuanku sangat
buruk? aku akan merubah kelakuanku jika itu bisa membuat bintang
kembali". ucapan viona terdengar sangat putus asa. Alex langsung
merengkuhnya ke dalam pelukannya.
"Saat itu bintang sudah berangkat untuk menemuimu. Tapi ditengah
jalan dia melihat wanita ini ditengah jalan. Hak sepatunya menyangkut di
aspal yang berlubang. Bintang bermaksud membantunya. Tapi di arah lain
ada bis yang melaju dengan kecepatan extra. wanita itu bisa selamat,
tapi bintang terlambat". jelas alex dengan suara berat. Air matanya juga
jatuh begitu saja. Viona bangkit dan mendekat ke arah wanita yang
memberikan kotak pada alex tadi. "apa kau wanita itu? wanita yang
membuat bintangku kehilangan nyawanya?". viona menunjuk kasar di depan
wajah wanita itu. "maaf. maafkan aku". wanita itu hanya menunduk.
Tiba tiba dengan gerakan kasar viona mencekik leher wanita itu. Tapi
alex segera melerainya. Alex kembali menarik viona ke dalam pelukannya.
"kau tidak boleh melakukan itu. ini semua adalah takdir". ucap alex
dengan suara berat. "kau tau apa tentang takdir? kau tidak tau bagaimana
perasaanku makanya kau bisa berkata seperti itu! kau tau apa tentang
aku dan bintang?". viona memberontak ingin melepas pelukan dari alex
tapi alex menahannya. "tidak. aku sangat tahu tentang bintang dan kau.
Kita bersahabat. Aku tahu bagaimana kau mencintai bantang. dan bintang
mencintaimu. Tapi di sisi lain apa kau tau? aku juga mencintaimu.
walaupun aku tahu aku seharusnya tidak boleh merasakan hal itu padamu.
tapi aku tak bisa. aku terlalu mencintaimu. ini semua adalah takdir.
takdir yang diberikan tuhan untuk kita". alex menangis dalam pelukan
viona. "bagaimana bisa? bagaimana bisa kau melakukan ini? kau sadar ?
bintang itu kakak mu!". bentak viona kemudian pergi. Alex mengejarnya
dan alex berhasil menggenggam tangannya. "aku sadar. tapi sekarang dia
sudah pergi. Lagipula kalian belum menikah jadi aku berhak mengutarakan
isi hatiku padamu". kalimat alex terdengar lirih. "aku tak tau. sejak
awal aku tak mau punya sahabat laki laki. Tapi kalian begitu baik
padaku. kalian bisa menggantikan sosok kakakku yang sudah meninggal
karena kanker. kalian yang mengajarkan aku untuk ceria setiap harinya
dan..". kata kata viona terpotong.
"aku mau kau jadi istriku. Aku mencintaimu dan aku ingin kita hidup
bersama. Takdirmu bukan bersama bintang. tapi bersamaku. aku mohon.
biarkan takdir ini mengalir seperti air". potong alex. "aku tak tau. aku
perlu waktu". balas viona dan alex kembali memeluknya.
Yang pasti di sudut lain ada sebuah keluarga kecil yang tengah duduk
di bangku taman. Semuanya tersenyum bahagia. Alex, Viona, dan Bintang
kecil. mereka menjadi keluarga yang sangat bahagia dengan hadirnya
bintang kecil yang melengkapi kehidupan mereka sebagai pengganti
Bintang.
"walaupun aku kehilangan sebagian hatiku dimasa lalu karena takdir.
Tapi kini takdir menyatukan sebagian hatiku dengan hati yang lain. juga
seorang buah hati. Aku bahagia memiliki suami yang seperti sahabat
bagiku".
Takdir itu hanya butuh perjuangan untuk melewatinya. Dan juga waktu
yang panjang untuk melaluinya. Walaupun diawali dengan kesedihan, tapi
pada akhirnya akan ada kebahagiaan untuk itu semua. Karena mereka hadir
dalam satu paket.
THE END
haaahaaa ,,, aku suka ceritanya ,,, yaaa lebih suka ke tokoh nya sih "bintang" ... tpi kenapa udah menghadap yg Maha Kuasa yak ... aduhhh ... :D
BalasHapusapa sih?
BalasHapusgak pa" sih ... cuman pengen coment kok ... santai ... :p
BalasHapusBtw ,,, tema blog kmu keren ssang ... (y) ...