Selasa, 03 Desember 2013

TAKDIR

Langit mendung dengan jeritan petir akhirnya menyerah dengan mengeluarkan semua isinya lewat titik titik air hujan yang kian deras.
Wanita itu duduk lemas di sudut ruangan dengan sebuah foto di pangkuannya. Matanya berkaca kaca tapi dia masih mencoba untuk tetap tegar. Dulu wanita itu sangat jarang terlihat sedih dan murung. Tapi akhir akhir ini dia hanya mau mengurung dirinya dikamar. Bahkan dia tidak mau lagi keluar dari kamar. Jika dia keluar dari kamarnya pun itu hanya untuk mandi.
"aku masih ingat. kau menyuruhku menunggu di taman kan?". wanita bernama viona itu mengusap foto dipangkuannya dengan lembut. "aku menunggumu. Tapi kau tak pernah datang. bahkan sampai saat ini pun kau tak pernah datang". kali ini viona menunjuk kasar laki laki di dalam foto itu. "kau bohong padaku! kau tau? kau adalah laki laki brengsek!". viona membanting foto itu dengan kasar. pecahan kaca tersebar di mana mana dan salah satunya mengenai tangan viona.
"viona..". teriak alex. dia langsung menghambur ke arah viona dan bermaksud mengobati tangan viona. Tapi viona malah menarik alex ke dalam pelukannya. "kau tau? dia sangat jahat". viona terisak dalam pelukan sahabatnya. "ya". alex langsung tanggap denga apa yang dimaksud viona tentang 'dia'. "apa salahku? apa aku sangat berdosa? kenapa tuhan sangat tega kapadaku? aku menunggunya. Bahkan sampai saat ini aku masih menunggunya. Tapi kenapa? kenapa dia pergi? dia mencampakkanku!". viona semakin terisak. bahkan untuk sesekali dia senpat terbatuk. Alex melepas pelukan viona dan sekarang alex memegangi wajahnya. Di tatapnya dalam dalam mata sayu viona. "sekarang ini, kau yang harus tegas membuat sebuah pernyataan. apakah kau akan terpuruk seperti ini terus atau kau akan bangkit. semuanya terserah padamu. kau tidak harus mengingat orang yang tidak ada di dalam kehidupanmu. Atau kau akan terus hidup di atas bayang bayangnya". alex menatap viona dengan kecewa. Dia mengobati tangan viona dengan sabar. Membersihkan pecahan kaca yang tersebar di kamar viona lalu dia pergi.
Viona masih ada di posisinya. Tapi sekarang dia sudah tidak menangis. Dia hanya diam. Dan mulai memikirkan kata kata alex. Sebenarnya ada benarnya kata alex. kenapa dia harus memikirkan bintang yang sudah pergi meninggalkannya. Bahkan tanpa alasan apapun. Meskipun viona sangat mencintai bintang, tapi dalam kenyataannya dia sudah pergi. Sementara alex, dia selalu hadir untuk viona. Bahkan alex rela menyisihkan waktunya setelah bekerja untuk mengunjungi dirinya. Alex itu hanya sahabat bagi viona tapi alex bisa menjaga viona bahkan lebih baik dari viona menjaga dirinya sendiri.
Viona berjalan mendekat ke meja rias. Viona melihat ke kaca. Disana ada seseorang yang terlihat sangat menyedihkan. Rambut yang kusut, mata sayu, dan badannya terlihat sangat kurus. "orang yang ada di kaca itu aku? menyedihkan sekali. bukankah ini karena kau bintang?". viona merasa sesak kembali setelah menyebut nama bintang. "mungkin aku akan selalu mengingatmu. Tapi kau hanya akan ada di dasar hatiku". viona menarik nafas panjang kemudian menarik seulas senyum.
Alex tengah berkutat pada setumpuk proposal yang harus di tanda tangani. Itu adalah pekerjaannya yang menumpuk karena akhir akhir ini dia sering pulang cepat untuk menjenguk viona. Kantornya begitu kacau karena sering di tinggal alex selaku direktur di kantor itu. Tapi hari ini bisa sedikit terkendali. Walaupun semuanya harus lembur dan baru boleh pulang jam 20.00 ini. Alex berjalan sambil mengacak rambutnya. Dia terlihat begitu lelah. "viona". alex kaget mendapati viona yang duduk kelelahan di depan kantornya. "kau baru pulang. apakah hari ini kau lembur? aku menantimu sejak pagi". viona menguap. "apa kau sangat lelah? kenapa kau tidak menelepon ku? tadi pekerjaanku banyak sekali jadi aku harus lembur". alex duduk di samping viona. Melepas jaketnya kemudian memakaikannya pada viona."disini sangat dingin. kita bicara di mobil saja". lanjut alex. Viona hanya menurut dan masuk ke dalam mobil alex. "lihat. aku membawakanmu sandwich. terlihat tidak segar". kata viona dengan nada kecewa. "kelihatannya enak sekali". alex langsung mencomot sandwich di tangan viona dan memakannya. "kenapa kau menungguku?" sambung alex.
"siapa yang menunggu dirimu? aku menantimu!". bentak viona tiba tiba.
"maaf. aku hanya tidak suka kau menyebutnya dengan sebutan menunggu". lanjut viona dengan intonasi yang melunak. "ya, aku tau. kalau begitu untuk menebus hari ini bagaimana kalau besok kita jalan jalan?". tawar alex dengan sisipan seulas senyum. Sementara viona hanya mengangguk.
Alex mengantar viona pulang. Dan dengan senyum yang merekah viona masuk kedalam kamarnya. Dia terus memikirkan alex. Entah mengapa tapi hal itu terus terngiang di pikiran viona.
Keesokan harinya, seperti janji alex mereka pergi jalan jalan. Sepertinya ada hal yang salah. Mereka bukan jalan jalan. Tapi, alex malah membawa viona ke taman. Tempat yang sangat dibenci viona akhir akhir ini. "kenapa? kenapa kau membawaku kesini? lupakan jalan jalan dan antar aku pulang!". viona langsung mengerang kesal.
"tolong sebentar saja". alex menarik tangan viona dan membawanya ke sebuah bangku panjang di bawah pohon besar. "ada yang salah tentang pendapatmu. aku ingin meluruskannya". jelas alex. Viona masih terdiam dengan muka berlipat. "lihatlah. Bintang sempat kemari. dia mengukir nama kalian disini". alex menunjuk ke salah satu sisi pohon. Viina melihatnya. Dadanya mulai sesak. Dan air matanya mengalir begitu saja. Kakinya melemas dan seketika tubuhnya terhempas ke tanah. Rasanya sangat perih.
"kak ini". tiba tiba seorang wanita yang jauh lebih muda 1 tahun dari viona datang dan menyerahkan sebuah kotak pada alex. Alex menerimanya. kemudian di berikan lagi pada viona. Viona menarik nafas dalam dalam lalu membukanya. Didalamnya ada sebuah buku catatan. Bunga mawar yang sudah kering, sebuah boneka beruang dan ada kotak kecil. Viona membaca tulisan di catatan itu. Semuanya tentang perjalanan cinta mereka. Semua ditulis bintang disitu. dan di lembar terakhir bintang menulis kalau dia akan melamar viona. Rencananya bintang akan melamar viona di taman. Bintang akan memberi viona sebatang mawar dan juga cincin.
Rasanya pedih saat membacanya. Viona semakin terisak saat membuka kotak kecil yang ternyata isinya adalah sebuah cincin. "kenapa? kenapa jadi seperti ini? tuhan apa aku sangat berdosa? jadi kau menghukumku seperti ini?". teriak viona parau. Matanya melihat ke atas langit. "kenapa tuhan? saat itu aku menunggunya di sini. Dan aku dijemput alex. aku diajak ke rumah bintang. Dan aku langsung dihadapkan pada jasadnya. kenapa? kenapa dia pergi tanpa mengucapkan kata perpisahan untukku? bahkan aku tak tau kenapa dia bisa meninggal. apa kelakuanku sangat buruk? aku akan merubah kelakuanku jika itu bisa membuat bintang kembali". ucapan viona terdengar sangat putus asa. Alex langsung merengkuhnya ke dalam pelukannya.
"Saat itu bintang sudah berangkat untuk menemuimu. Tapi ditengah jalan dia melihat wanita ini ditengah jalan. Hak sepatunya menyangkut di aspal yang berlubang. Bintang bermaksud membantunya. Tapi di arah lain ada bis yang melaju dengan kecepatan extra. wanita itu bisa selamat, tapi bintang terlambat". jelas alex dengan suara berat. Air matanya juga jatuh begitu saja. Viona bangkit dan mendekat ke arah wanita yang memberikan kotak pada alex tadi. "apa kau wanita itu? wanita yang membuat bintangku kehilangan nyawanya?". viona menunjuk kasar di depan wajah wanita itu. "maaf. maafkan aku". wanita itu hanya menunduk.
Tiba tiba dengan gerakan kasar viona mencekik leher wanita itu. Tapi alex segera melerainya. Alex kembali menarik viona ke dalam pelukannya. "kau tidak boleh melakukan itu. ini semua adalah takdir". ucap alex dengan suara berat. "kau tau apa tentang takdir? kau tidak tau bagaimana perasaanku makanya kau bisa berkata seperti itu! kau tau apa tentang aku dan bintang?". viona memberontak ingin melepas pelukan dari alex tapi alex menahannya. "tidak. aku sangat tahu tentang bintang dan kau. Kita bersahabat. Aku tahu bagaimana kau mencintai bantang. dan bintang mencintaimu. Tapi di sisi lain apa kau tau? aku juga mencintaimu. walaupun aku tahu aku seharusnya tidak boleh merasakan hal itu padamu. tapi aku tak bisa. aku terlalu mencintaimu. ini semua adalah takdir. takdir yang diberikan tuhan untuk kita". alex menangis dalam pelukan viona. "bagaimana bisa? bagaimana bisa kau melakukan ini? kau sadar ? bintang itu kakak mu!". bentak viona kemudian pergi. Alex mengejarnya dan alex berhasil menggenggam tangannya. "aku sadar. tapi sekarang dia sudah pergi. Lagipula kalian belum menikah jadi aku berhak mengutarakan isi hatiku padamu". kalimat alex terdengar lirih. "aku tak tau. sejak awal aku tak mau punya sahabat laki laki. Tapi kalian begitu baik padaku. kalian bisa menggantikan sosok kakakku yang sudah meninggal karena kanker. kalian yang mengajarkan aku untuk ceria setiap harinya dan..". kata kata viona terpotong.
"aku mau kau jadi istriku. Aku mencintaimu dan aku ingin kita hidup bersama. Takdirmu bukan bersama bintang. tapi bersamaku. aku mohon. biarkan takdir ini mengalir seperti air". potong alex. "aku tak tau. aku perlu waktu". balas viona dan alex kembali memeluknya.

Yang pasti di sudut lain ada sebuah keluarga kecil yang tengah duduk di bangku taman. Semuanya tersenyum bahagia. Alex, Viona, dan Bintang kecil. mereka menjadi keluarga yang sangat bahagia dengan hadirnya bintang kecil yang melengkapi kehidupan mereka sebagai pengganti Bintang.

"walaupun aku kehilangan sebagian hatiku dimasa lalu karena takdir. Tapi kini takdir menyatukan sebagian hatiku dengan hati yang lain. juga seorang buah hati. Aku bahagia memiliki suami yang seperti sahabat bagiku".
Takdir itu hanya butuh perjuangan untuk melewatinya. Dan juga waktu yang panjang untuk melaluinya. Walaupun diawali dengan kesedihan, tapi pada akhirnya akan ada kebahagiaan untuk itu semua. Karena mereka hadir dalam satu paket.
THE END

3 komentar :

  1. haaahaaa ,,, aku suka ceritanya ,,, yaaa lebih suka ke tokoh nya sih "bintang" ... tpi kenapa udah menghadap yg Maha Kuasa yak ... aduhhh ... :D

    BalasHapus
  2. gak pa" sih ... cuman pengen coment kok ... santai ... :p
    Btw ,,, tema blog kmu keren ssang ... (y) ...

    BalasHapus