Minggu, 08 Desember 2013

::HARUSKAH (AKU MENINGGALKANNYA)::

Acara pertemuan keluarga besar semakin sering diadakan sejak satu bulan lalu. Apa ini karena masalahku waktu itu? jadi mereka sengaja melakukan ini padaku? kalau iya mereka adalah orang jahat. Benar benar jahat.
Dalam acara kali ini aku ijin untuk pulang lebih dahulu. Dengan alasan sedang tidak sehat. Meskipun dengan kebohongan, yang penting aku bisa mengakhiri pertemuan ini dengan lebih cepat. kan?
Aku berjalan cepat keluar ruangan. Tapi tiba tiba saja seseorang menahan tanganku. Aku berbalik. Memandangi seseorang dihadapanku dengan tatapan bingung. Aku benar benar bingung akan menghadapi laki laki di hadapanku ini dengan cara apa lagi.
"sampai kapan kau akan pura pura bahagia?". ucapnya. lagi lagi dengan tatapan itu. Tatapan sendu yang membuatku semakin merasa bersalah.
"siapa yang berpura pura? aku memang bahagia. Dengan atau tanpa dirimu".
"benarkah itu? tidakkah kau mencintaiku?".
"berhenti omong kosong. ingatlah apa yang telah terjadi satu bulan yang lalu. Hubungan kita telah berakhir. Dan jangan katakan cinta lagi padaku karena kau sepupuku! bagian dari keluarga besar ini". suaraku sedikit bergetar.
"Kau bohong. aku tau kau masih mencintaiku". Dia mulai berkaca kaca lagi. Dan aku tidak sanggup. Untuk melihatnya.
"Dengar. aku sama sekali tidak mencintaimu. Kau tau? sekarang ini bagiku kau hanya bagian dari keluargaku tidak lebih".
Air matanya menetes. Tangannya menarik paksa diriku untuk masuk ke dalam dekapannya.
"Kita bisa menikah tanpa keluarga ini. Aku bisa melakukannya untukmu". Dia sedikit terisak.Ku lepas tangannya yang tengah mendekapku.
"Kau? Apa yang kau bicarakan? Meninggalkan keluarga ini? Tidak akan pernah. Aku hanya tinggal memiliki ibuku seorang. Dan keluarga besar ini, mereka sudah seperti nafasku. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkan mereka. Lebih baik aku kehilangan cintaku dari pada keluarga ini. Jadi stop! Jangan siksa dirimu hanya untuk diriku. Aku mohon. lupakanlah aku". Aku memegang bahunya sesaat. Kemudian aku lari plntang panting masuk ke dalam mobil. Tubuhku bergetar. Mataku memanas. Dan dadaku terasa sesak.
Aku menangis. Aku sudah tidak sanggup lagi bersikap sok kuat.
Aku masih mencintainya sungguh. benar benar mencintainya tulus dari lubuk hatiku yang paling dalam. Aku mencintainya. Tapi apa? Kenyataannya aku hanya orang yang bersifat munafik.

End

Tidak ada komentar :

Posting Komentar